Budidaya Kacang Kedelai
BUDIDAYA KACANG KEDELAI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Saat ini tanaman kedelai merupakan salah satu
bahan pangan yang penting setelah beras disamping sebagai bahan pakan dan
industri olahan. Karena hampir 90% digunakan sebagai bahan pangan maka
ketersediaan kedelai menjadi faktor yang cukup penting. Selain itu, kedelai
juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti
penting sebagai sumber protein nabati untuk peningkatan gizi dan mengatasi
penyakit kurang gizi seperti busung lapar. Perkembangan manfaat kedelai di
samping sebagai sumber protein, makanan berbahan kedelai dapat dipakai juga
sebagai penurun kolesterol darah yang dapat mencegah penyakit jantung. Selain
itu, kedelai dapat berfungsi sebagai antioksidan dan dapat mencegah penyakit
kanker.
Kacang
kedelai merupakan salah satu makanan yang mengandung 8 asam amino yang penting
dan diperlukan oleh tubuh manusia. Tidak seperti makanan lain yang mengandung
lemak jenuh dan tidak dapat dicerna yang terdapat pada sebagian besar makanan
hewan, kacang kedelai tidak mengandung kolesterol, mempunyai rasio kalori yang
rendah dibandingkan protein dan bertindak sebagai makanan yang tidak
menggemukkan bagi penderita obesitas. Kacang kedelai juga mengandung kalsium,
zat besi, protein, potasium dan phosphorous. Kacang kedelai juga kaya akan
vitamin B kompleks. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada
varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan
beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur
ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai
kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat
makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55
gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram
kedelai.
Menurut
dosen pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor, Sugiyono, kedelai mengandung protein 40 persen,
minyak (20 persen), karbohidrat (35 persen), dan abu atau mineral (4,9 persen).
Protein kedelai banyak mengandung asam amino lisin, tetapi sedikit mengandung
asam amino metionin dan sistin. Asam-asam amino tersebut adalah asam amino
esensial yang diperlukan tubuh. Meskipun kedelai kekurangan asam amino metionin
dan sistin, menurut Sugiyono, mengonsumsi makanan berbahan baku kedelai sangat
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan protein. Kekurangan asam-asam esensial
metionin dan sistin cukup dapat dipenuhi melalui nasi yang kita makan
sehari-hari.
Kedelai
dapat diolah menjadi tempe, tahu, oncom, tauco, kecap, susu kedelai dan
lain-lain. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya
merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan
alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin. Kedelai yang biasa
kita makan tiap hari dari lauk tempe dan tahu ternyata memiliki kandungan gizi
yang menakjubkan. Manfaat kedelai juga banyak berasal dari protein ini (Protein
kedelai). Soy protein telah muncul sebagai salah satu sumber makanan alternatif
kaya protein untuk konsumsi manusia. Semua ahli kesehatan berharap dengan
hadirnya protein kedelai ini akan dapat membantu perbaikan gizi.
I.2 Rumusan masalah
1.
Bagaimana cara membudidayakan kacang
kedelai?
2.
Apa saja jenis hama dan penyakit yang
menyerang tanaman kacang kedelai dan cara pengendaliannya?
3.
Bagaimana strategi pengendalian hama
tanaman kacang kedelai dengan teknik budidaya?
4.
Apa sajakah hasil olahan kacang kedelai
dan bagaimana proses pembuatannya?
5.
Bagaimana cara pengolahan limbah sisa
pembuatan olahan kacang kedelai?
I.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui cara membudidayakan
kacang kedelai.
2.
Untuk mengetahui jenis hama dan penyakit
yang menyerang tanaman kacang kedelai dan cara pengendaliannya.
3.
Untuk mengetahui strategi pengendalian
hama tanaman kacang kedelai dengan teknik budidaya.
4.
Untuk mengetahui apa sajakah olahan
kacang kedelai dan proses pembuatannya.
5.
Untuk mengetahui cara pengolahan limbah
sisa pembuatan olahan kacang kedelai.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Kedelai merupakan salah satu tanaman C3 yang
berarti tidak banyak membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap
pertumbuhan tanaman tersebut dan peka terhadap pencahayaan. Tanaman C3
merupakan tanaman yang memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih rendah
sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon sebanyak 3 buah dalam
menambat carbon dioksida (CO2) dalam melangsungkan fotosintesis
(Salisburi dan Ross, 1995). Untuk tanaman kedelai tidak perlu diadakan naungan
karena salah satu tanaman C3 sehingga tanaman kedelai lebih efektif pada suhu
antara 23-270 C dan ketinggian antara 0,5-500 m dari permukaan laut.
Tanaman kedelaitermasuk tanaman dikotil yang berarti memiliki kayu pada bagian
batangnya dan termasuk dalam famili polog-polongan.
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman kedelai
diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom
: Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Family
: Leguminoseae
Genus
: Glycine
Spessies
: Glycine max. L
Kedelai yang tergolong genus Glycine mempunyai
banyak spesies yang merupakan susunan genom diploid (2n) dengan 20 pasang
kromosom antara lain spesies Glycine clandestina, Glycine falcata, Glycine
tabacina.
Morfologi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine
max L. )
1.
Akar
Salah satu kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai adalah
adanya interaksi simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japanicum) dengan
akar tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar
sangat berperan dalam proses fiksasi Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman
kedelai untuk kelanjutan pertumbuhannya.
2.
Batang
Batang tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis perdu (semak),
berambut atau berbulu dengan struktur bulu yang beragam, berbentuk bulat,
bewarna hijau, dan panjangnya bervariasi antara 30-100 cm. Batang tanaman
kedelai dapat membentuk cabang 3-6 cabang. Percabangan mulai terbentuk atau
tumbuh ketika tinggi tanaman sudah mencapai 20 cm. Banyaknya jumlah cabang setiap
tanaman bergantung pada varietas dan kepadatan populasi tanaman. Jika kepadatan
tanaman rapat, maka cabang yang tumbuh berkurang atau bahkan tidak tumbuh
cabang sama sekali.
3.
Daun
Jarak daun kedelai selang-seling, memiliki 3 buah daun (triofoliate),
jarang memiliki 5 lembar daun, petiola berbentuk panjang menyempit dan slinder
stipulanya terbentuk panjang menyempit dan slinder, stipulanya terbentuk
lanseotlat kecil, dan stipel kecil lembaran daun berbentuk oval menyirip,
biasanya palea bewarna hijau dan pangkal berbentuk bulat. Ujung daun biasanya
tajam atau tumpul, lembaran daun samping sering agak miring, dan sebagian besar
kultivar menjatuhkan daunnya ketika buah polong mulai matang.
4.
Bunga
Bunga kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan bunga sempurna.
Bunga kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap,
dan 2 helai tunas. Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah diantaranya bersatu pada
bagian pangkal membentuk seludang yang mengelilingi putik. Benang sari
kesepuluh terpisah pada bagian pangkalnya, seolah-olah penutup seludang. Bunga
tumbuh diketiak daun membentuk rangkaian bunga terdiri atas 3 sampai 15 buah
bunga pada tiap tangkainya.
5.
Buah
Buah kedelai disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan lainnya.
Setelah tua, warna polong ada yang cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning
jerami, cokelat kekuning-kuningan, cokelat keputihan-putihan, dan putih
kehitam-hitaman. Jumlah biji setiap polong antara 1 sampai 5 buah. Permukaan
ada yang berbulu rapat, ada yang berbulu agak jarang. Setelah polong masak,
sifatnya ada yang mudah pecah, ada yang tidak mudah pecah, tergantung
varietasnya.
6.
Biji
Biji
kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung pada
varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih.
Warnanya ada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya.
Warna-warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang
berukuran kecil, sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika
dan Jepang biji yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran
besar.
Kacang kedelai kaya akan mineral seperti
kalsium, magnesium, zat besi, kalium, fosfor, selenium dan seng. Kalsium adalah
mineral yang sangat penting karena dapat membantu meningkatkan kepadatan
tulang, kekuatan tulang dan juga dapat mencegah osteoporosis. Ada berbagai
macam makanan yang mengandung kalsium, tetapi kacang kedelai mengandung lebih
sedikit methione dibanding dengan makanan lain. Methione adalah
sejenis asam amino yang dapat memperbaiki jaringan.
Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Kedelai
1.
Iklim
Kedelai sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan
subtropis. Kedelai dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempat–
tempat yang terbuka dan bercurah hujan 100 – 400 mm per bulan. Sedangkan untuk
mendapatkan hasil yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara
100-200 mm/bulan.
2.
Ketinggian Tempat
Kedelai cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 100 – 500 meter di
atas permukaan laut. Lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau, yakni
setelah panen padi pada musim hujan. Pada saat itu, kelembapan tanah masih bisa dipertahankan.
Kedelai memerlukan pengairan yang cukup, tetapi volume air yang terlalu banyak
tidak menguntungkan bagi kedelai, karena
akarnya bisa membusuk. Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada
ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok
ditanam dilahan dengan ketinggian 300-500 m dpl.
Kacang kedelai dengan ukuran kecil sangat baik ditanam dilahan pada ketinggian
0,5 sampai 300 meter diatas permukaan laut. Sementara itu, kacang kedelai
dengan ukuran biji lebih besar jauh lebih baik ditanam diketinggian mulai dari
300 sampai 500 meter diatas permukaan laut.
3.
Curah Hujan
Selama pertumbuhan tanaman, kebutuhan air untuk tanaman kedelai
sekitar 350 – 550 mm. Kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh terhadap
produksi kedelai. Untuk mengurangi pengaruh terhadap produksi kedelai. Oleh
karena itu, untuk mengurangi pengaruh negatif dari kelebihan air, dianjurkan
untuk membuat saluran drainase sehingga jumlah air lebih dapat diatur dan dapat
terbagi secara merata. Ketersediaan air tersebut bisa berasal dari saluran
irigasi atau dari curah hujan yang turun. Tumbuhan kedelai yang memerlukan
curahan air yang banyak atau kelembapan tanah yang cukup tinggi.
4.
Temperatur
Temperatur yang dibutuhkan tanaman kedelai sangat sesuai untuk
pertumbuhan tanaman kedelai berkisar antara 25°C - 28°C. Akan tetapi, tanaman
kedelai masih bisa tumbuh baik dan produksinya masih tinggi pada suhu
udara diatas, dan tanaman masih toleran
pada suhu 35°C hingga 38°C.
5.
Intensitas Matahari
Meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu,
kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala
etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan
daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala
etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di
tempat yang gelap. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan
tanaman untuk proses fotosintesis. Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan
baik apa bila tanaman mendapat kan penyinaran cahaya matahari yang cukup. Bibit
kedelai dapat tumbuh dengan baik, cepat dan sehat, pada cuaca yang hangat dimana
cahaya matahari terang dan penuh
6.
Tanah
Untuk
mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal kedelai harus di
tanam pada jenis tanah yang bersetruktur lempung berpasir atau liat berpasir
Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung
pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan tumbuh yang lain.
Kacang kedelai ialah salah satu jenis
polong-polongan yang memiliki kandungan nutrisi yang begitu baik untuk tubuh.
Di Indonesia banyak sekali olahan kacang kedelai contohnya seperti tahu, tempe,
hingga susu kedelai. Bahkan di beberapa negara seperti Cina dan Jepang, kedelai
di jadikan sebagai salah satu makanan yang sering di konsumsi penduduknya.
Hasilnya, tingkat kesehatan negara tersebut memang jauh lebih tinggi. Selain
dikonsumsi begitu saja, kedelai juga biasa dijadikan sebagai makanan olahan.
diantaranya tempe, tahu, susu kedelai, kecambah (tauge),
tauco, kembang tahu, oncom, kecap dan lain sebagainya. Kacang kedelai ternyata
memiliki banyak sekali kandungan gizi.
1.
Lemak, kacang kedelai sendiri memiliki
kandungan lemak, namun kandungan lemak yang berada di dalamnya adalah lemak tak
jenuh seperti asam linolenat serta asam omega 3. Istimewanya ialah hadirnya
omega 3.
2.
Protein, kedelai sangat kaya dengan kandungan
protein. Kandungan protein nabati yang ada di dalam kedelai ini
sangat di sarankan untuk para vegetarian. Fungsi protein ini
sangat penting untuk membantu membangun sel yang ada di tubuh.
3.
Serat, mungkin kita berfikir serat hanya
terdapat di dalam buah-buahan, namun pada kenyataannya kedelai memiliki 8 gram
serat, namun untuk kedelai yang telah mengalami masa pengolahan.
4.
Kalsium, kedelai merupakan sumber kalsium yang
sangat baik bila Anda bandingkan dengan berbagai kacang-kacangan yang lainnya.
Akan tetapi pengolahan kedelai juga mampu mempengaruhi kandungan kalsium.
5.
Lechitin, ia akan menghasilkan senyawa choline.
Senyawa ini sangat berguna untuk metabolisme tubuh, bahkan zat choline akan
membantu metabolisme lemak yang sering tersendat di hati. Choline ini akan
melindungi organ hati.
6.
Selain itu, kacang kedelai juga
merupakan makanan sumber vitamin A,
vitamin B kompleks, dan vitamin E,
serta fosfor, magnesium, juga zat besi.
Tabel
Kandungan Gizi dalam 100 gram Kacang Kedelai
|
|
Energi
|
286
kal
|
Protein
|
30,2
g
|
Lemak
|
15,6
g
|
Karbohidrat
|
30,1
g
|
Serat
|
4,9
g
|
Kalsium
|
196
mg
|
Fosfor
|
(506)
mg
|
Besi
|
6,9
mg
|
Vitamin
A
|
95
IU
|
Vitamin
B1
|
0,93
mg
|
Vitamin
C
|
–
|
Air
|
20
g
|
Manfaat kacang kedelai
bagi kesehatan
1.
Meningkatkan metabolisme
Kedelai
ialah sumber protein nabati yang sangat tinggi. Bila Anda mempunyai protein
yang sangat cukup di tubuh, fungsi metabolisme pun akan meningkat jauh lebih
besar. Protein sendiri ialah blok yang berfungsi sebagai pembangun sel serta
pembuluh darah.
2.
Diet sehat
Bagi
Anda yang ingin menurunkan berat badan secara sehat, Anda boleh mencoba
kacang yang satu ini, kedelai mampu mengurangi nafsu makan,
sehingga akan membantu Anda untuk mengurangi kebiasaan makan yang berlebihan.
3.
Pencegah kanker
Kacang
kedelai memiliki kandungan antioksidan sehingga baik untuk mengurangi risiko
berbagai macam kanker. Salah satunya adalah kanker payudara. Antioksidan yang
dimilikinya juga bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas. Radikal bebas ini
mampu menyebabkan sel sehat bermutasi menjadi sel kanker.
Kedelai
sebenarnya memang memiliki kandungan lemak, namun bukan lemak jenuh, makanan
yang memiliki kandungan lemak tidak jenuh akan membantu menurunkan kolesterol yang
berlebih.
5.
Menurunkan gejala menopause
Ketika
wanita menginjak menopause, kadar estrogen yang berada di dalam tubuhnya akan
mengalami penurunan secara signifikan. Kacang kedelai akan mampu menurunkan
gejala menopause seperti mood yang berubah secara drastis, lebih lapar.
Menopause ini bisa menjadi masa yang begitu traumatis untuk banyak wanita,
namun pengonsumsian kedelai bisa menjadi cara jitu untuk mengatasi transisi
ini.
6.
Mencegah
osteoporosis
Kandungan
kalsium yang tinggi menjadikan kedelai sebagai salah satu makanan untuk
menguatkan tulagn dan mencegah pengeroposan yang dikenal sebagai osteoporosis.
Selain itu, kedelain mengandung Fitoestrogen yang berfungsi memperkuat tulang.
Serta kandungan proteinnya mencegah pengeluaran kalsium lewat urine.
7.
Mencegah anemia
Tempe
merupakan salah satu olahan kedelai yang kaya gizi dan manfaat. Salah satu
manfaatnya adalah mencegah anemia atau
kekurangan sel darah merah. Hal ini karena selain kandungan zat besi tempe juga
mampu meningkatkan aktivitas vitamin B12 yang berperan dalam pembentukan
sel-sel darah merah.
8.
Diabetes mellitus
Kandungan
serat, vitamin B kompleks, serta kandungan asam aminonya membuat kedelai
menjadi makanan sempurna untuk penderita diabetes. Kandungan seratnya juga ikut
membantu mengendalikan kadar gula darah.
9.
Menyehatkan
pencernaan
Kandungan
serat dalam kacang kedelai dan produk olahannya membantu kontraksi otot perut
sehingga mencegah sembelit. Kandungan antibakterinya juga dapat mencegah diare.
10.
Anti aging
Sebagai
makanan yang kaya serat, kacang kedelai mengandung banyak antioksidan. Jika
dikonsumsi secara teratur dapat mencegah penuaan dini. Tapi harus dibarengi
dengan gaya hidup sehat dan olahraga rutin.
11.
Manfaat lain
Kacang
kedelai juga mengandung magneisum yang berfungsi mengatur tekanan darah. Kandungan fosfornya juga berfungsi
untuk menjaga kekuatan tulang dan gigi.
BAB
III
PEMBAHASAN
III.1
Teknik
budidaya kacang kedelai
Tanaman
kedelai dapat tumbuh di berbagai agroekosistem dengan jenis tanah, kesuburan
tanah, iklim, dan pola tanam yang berbeda sehingga kendala satu agroekosistem
akan berbeda dengan agroekosistem yang lain. Hal ini akan mengindikasikan
adanya spesifikasi cara bertanam kedelai. Oleh karena itu, langkah-langkah
utama yang harus diperhatikan dalam
bertanam kedelai yaitu pemilihan benih, persiapan lahan, penanaman,
pemeliharaan.
1.
Pemilihan
Benih
Kualitas benih
sangat menentukan keberhasilan usaha tani kedelai. Pada penanaman kedelai, biji
atau benih ditanam secara langsung, sehingga apabila kemampuan tumbuhnya
rendah, jumlah populasi per satuan luas akan berkurang. Di samping itu, kedelai
tidak dapat membentuk anakan sehingga apabila benih tidak tumbuh, tidak dapat
ditutup oleh tanaman yang ada. Oleh karena itu, agar dapat memberikan hasil
yang memuaskan, harus dipilih varietas kedelai yang sesuai dengan kebutuhan,
mampu beradaptasi dengan kondisi lapang, dan memenuhi standar mutu benih yang
baik. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan varietas yaitu umur
panen, ukuran dan warna biji, serta tingkat adaptasi terhadap lingkungan tumbuh
yang tinggi.
a)
Umur panen
Varietas
yang akan ditanam harus mempunyai umur panen yang cocok dalam pola tanam pada
agroekosistem yang ada. Hal ini menjadi penting untuk menghindari terjadinya
pergeseran waktu tanam setelah kedelai dipanen.
b)
Ukuran dan warna biji
Ukuran
dan warna biji varietas yang ditanam harus sesuai dengan permintaan pasar di
daerah sekitar sehingga setelah panen tidak sulit dalam menjual hasilnya.
c)
Bersifat aditif
Untuk
daerah sentra pertanaman tertentu, misalnya di tanah masam, hendaknya memilih
varietas kedelai unggul yang mempunyai tingkat adaptasi tinggi terhadap tanah
masam sehingga akan diperoleh hasil optimal, contohnya varietas Tanggamus.
Demikian pula bila kedelai ditanam di daerah banyak terdapat ham ulat grayak
maka pemilihan varietas tahan ulat grayak amat menguntungkan, contohnya
varietas Ijen. Selain itu, varietas yang ditanam tersebut harus sudah bersifat
aditif dengan kondisi lahan yang akan ditanami sehingga tidak mengalami
hambatan dalam pertumbuhannya.
2. Persiapan Lahan
Tanaman kedelai
biasanya ditanam pada tanah kering (tegalan) atau tanah persawahan. Pengolahan
tanah bagi pertanaman kedelai di lahan kering sebaiknya dilakukan pada akhir
musim kemarau, sedangkan pada lahan sawah, umumnya dilakukan pada musim
kemarau. Persiapan lahan penanaman kedelai di areal persawahan dapat dilakukan
secara sederhana. Mula-mula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian
dikumpulkan, dan dibiarkan mengering. Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman
dengan lebar 3 m - 10 m, yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
Diantara petak penanaman dibuat saluran drainase selebar 25 cm - 30 cm, dengan
kedalaman 30 cm. Setelah didiamkan selama 7-10 hari, tanah siap ditanami.
Jika areal
penanaman kedelai yang digunakan berupa lahan kering atau tegalan, sebaiknya
dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. Tanah dicangkul atau dibajak
sedalam 15 cm – 20 cm. Di sekeliling lahan dibuat parit selebar 40 cm dengan
kedalaman 30 cm. Selanjutnya, dibuat petakan-petakan dengan panjang antara 10
cm – 15 cm, lebar antara 3 cm – 10 cm, dan tinggi 20 cm – 30 cm. Antara petakan
yang satu dengan yang lain (kanan dan kiri) dibuat parit selebar dan sedalam 25
cm. Antara petakan satu dengan petakan di belakangnya dibuat parit selebar 30
cm dengan kedalaman 25 cm. Selanjutnya, lahan siap ditanami benih.
Apabila lahan
yang digunakan termasuk tanah asam (memiliki pH <5,0), bersamaan dengan
pengolahan tanah dilakukan pengapuran. Dosis pengapuran disesuaikan dengan pH
lahan. Lahan sawah supra insus dianjurkan diberi kapur sebanyak 300
kg/ha. Kapur disebarkan merata, kemudian tanah dibalik sedalam 20 cm – 30 cm
dan disiram hingga cukup basah.
Sebelum
dilakukan kegiatan penanaman, terlebih dulu diberi pupuk dasar. Pupuk yang
digunakan berupa TSP sebanyak 75 kg – 200 kg/ha, KCl 50 kg – 100 kg/ha, dan
Urea 50 kg/ha. Dosis pupuk dapat pula disesuaikan dengan anjuran petugas
Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) setempat. Pupuk disebar secara merata
di lahan, atau dimasukkan ke dalam lubang di sisi kanan dan kiri lubang tanam
sedalam 5 cm.
Untuk jenis
kedelai manis (edamame), jarak tanam 40 cm x 40 cm. Tanaman kedelai edamame
dan koratame diberi pupuk dasar berupa Urea sebanyak 600 kg – 800 kg,
TSP 600 kg – 800 kg, dan KCl 400 kg per hektar. Pupuk disebar merata pada lahan
tanam. Untuk menghindari hama lalat bibit, sebaiknya pada saat penanaman benih
diberikan pula Furadan, Curater, atau Indofuran ke dalam lubang tanam.
3. Penanaman
Cara tanam yang
terbaik untuk memperoleh produktivitas tinggi yaitu dengan membuat lubang tanam
memakai tugal dengan kedalaman antara 1,5 – 2 cm. Setiap lubang tanam diisi
sebanyak 3 – 4 biji dan diupayakan 2 biji yang bisa tumbuh. Observasi di
lapangan dijumpai bahwa setiap lubang tanam diisi 5 biji, bahkan ada yang
sampai 7 – 9 biji sehingga terjadi pemborosan benih yang cukup banyak. Di sisi
lain, pertumbuhan tanaman mengalami etiolisasisehingga dapat mengakibatkan
tanaman menjadi mudah roboh. Kebutuhan benih yang optimal dengan daya tumbuh
lebih dari 90% yaitu 50 – 60 kg/ha. Penanaman ini dilakukan dengan jarak tanam
40 cm x 10 – 15 cm. Pada lahan subur, jarak dalam barisan dapat diperjarang
menjadi 15 – 20 cm. Populasi tanaman yang optimal berkisar 400.000 – 500.000
tanaman per hektar.
Penempatan arah
tanam di daerah tropik tidak menunjukkan perbedaan antara ditanam arah
timur-barat dengan utara-selatan. Hal yang terpenting yaitu arah tanam harus
sejajar dengan arah saluran irigasi atau pematusan sehingga air tidak
menggenang dalam petakan.
4. Pemeliharaan
Untuk mengurangi
penguapan tanah pada lahan, dapat digunakan mulsa berupa jerami kering. Mulsa
ditebarkan di antara barisan tempat penanaman benih dengan ketebalan antara 3
cm – 5 cm. Satu minggu setelah penanaman, dilakukan kegiatan penyulaman.
Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih kedelai yang mati atau tidak tumbuh.
Keterlambatan penyulaman akan mengakibatkan tingkat pertumbuhan tanaman yang
jauh berbeda.
Tanaman kedelai
sangat memerlukan air saat perkecambahan (0 – 5 hari setelah tanam), stadium
awal vegetatif (15 – 20 hari), masa pembungaan dan pembentukan biji (35 – 65
hari). Pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pengairan
dilakukan dengan menggenangi saluran drainase selama 15 – 30 menit. Kelebihan
air dibuang melalui saluran pembuangan. Jangan sampai terjadi tanah terlalu
becek atau bahkan kekeringan.
Pada saat
tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam, dilakukan kegiatan penyiangan. Penyiangan
pertama dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemupukan susulan. Penyiangan kedua
dilakukan setelah tanaman kedelai selesai berbunga. Penyiangan dilakukan dengan
mencabut gulma yang tumbuh menggunakan tangan atau kored. Selain itu, dilakukan
pula penggemburan tanah. Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar tidak
merusak perakaran tanaman.
Pemberian pupuk
susulan dilakukan saat tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam. Pemberian
pupuk susulan hanya dilakukan pada tanah yang kurang subur saja. Pupuk yang
digunakan berupa Urea sebanyak 50 kg/ha. Pupuk diberikan dalam larikan di
antara barisan tanaman kedelai, selanjutnya ditutup dengan tanah. Bagi kedelai
Jepang, pupuk susulan yang digunakan adalah Urea, TSP, dan KCl masing-masing
sebanyak 200 kg/ha.
Untuk
meningkatkan hasil produksi kedelai, dapat digunakan pula ZPT (Zat Pengatur
Tumbuh) dan PPC (Pupuk Pelengkap Cair). Dosis yang digunakan disesuaikan dengan
dosis anjuran.
III.2
Hama dan penyakit pada tanaman
kacang kedelai
Pertumbuhan
tanaman kedelaiyang optimal tidak akan mempunyai produktivitas yang baik bila
hama dan penyakit tidak dikendalikan dengan baik. Berikut adalah hama-hama yang
terdapat di lahan kedelai dan upaya pengendaliannya :
1.
Aphis spp. (Aphis glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm
berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan
virus SMV (Soybean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa
pertumbuhan bunga dan polong. Gejala : layu, pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian:
a.
menanam kedelai pada waktunya, mengolah
tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang
seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacang-kacangan;
b.
membuang bagian tanaman yang terserang
hama dan membakarnya;
c.
menggunakan musuh alami (predator maupun
parasit);
d.
penyemprotan insektisida dilakukan pada
permukaan daun bagian atas dan bawah.
2. Melano
Agromyza phaseoli
Ukuran
kecil sekali (1,5 mm). Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam
batang memakan isi batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya
bagi kedelai yang ditanam di ladang.
Pengendalian
:
a.
waktu tanam pada saat tanah masih lembab
dan subur (tidak pada bulan-bulan kering);
b.
penyemprotan Agrothion 50 EC,Sumithoin
50 EC, Suprecide 25 EC.
3.
Kumbang daun tembukur (Phaedonia
inclusa)
Bertubuh
kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala : larva dan
kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman.
Pengendalian : penyemprotan, Diazinon 60 EC, dan Agrothion
50 EC.
4.
Cantalan (Epilachana soyae)
Kumbang
berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga.
Pengendalian
: penyemprotan, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50 EC.
5.
Ulat polong (Etiela zinchenella)
Ulat
yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah menetas,
ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala : pada buah
terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah
warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian
:
a.
kedelai ditanam tepat pada waktunya
(setelah panen padi), sebelum ulat berkembang biak;
b.
penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai
15 hari sebelum panen.
Gejala
: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
Pengendalian
: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
7.
Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli)
Menyerang
tanaman muda yang baru tumbuh.
Pengendalian
: Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian setelah benih ditanam,
tanah ditutup dengan jerami. Satu minggu setelah benih menjadi kecambah
dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2
cc/liter air, volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu
kedelai berumur 1 bulan.
8.
Kepik hijau (Nezara viridula)
Panjang
16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas
menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi hari berada
di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan
bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala :
polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong
berbintik coklat.
Pengendalian
: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.
Serangan:
mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan,
panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok
telur terdiri dari 350 butir. Gejala : kerusakan pada daun, ulat hidup
bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain.
Pengendalian:
a.
dengan cara sanitasi;
b.
disemprotkan pada sore/malam hari (saat
ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20
EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
Berikut adalah
macam-macam penyakit yang terdapat di lahan kedelai dan upaya pengendaliannya :
Penyakit ini menyerang
pangkal batang. Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu. Penularan
melalui tanah dan irigasi. Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi
dan jarak tanam rapat.
Pengendalian: biji yang
ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman
dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan
tanaman inang penyakit tersebut.
2.
Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium
rolfsii)
Penyakit
ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak
tanam pendek. Gejala: daun sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan
melalui tanah dan irigasi.
Pengendalian:
a.
varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan
terhadap penyakit layu;
b.
menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis
2 gram/liter air.
3.
Penyakit lapu (Witches Broom: Virus)
Penyakit
ini menyerang polong menjelang berisi. Penularan melalui singgungan tanam
karena jarak tanam terlalu dekat. Gejala: bunga, buah dan daun mengecil.
Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
4.
Penyakit anthracnose (Cendawan Colletotrichum
glycine Mori)
Penyakit
ini menyerang daun dan polong yang telah tua. Penularan dengan perantaraan
biji-biji yang telah kena penyakit, lebih parah jika cuaca cukup lembab.
Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling
rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong
tua menjadi kerdil. Pengendalian:
a.
perhatikan pola pergiliran tanam yang
tepat;
b.
penyemprotan Antracol 70 WP, Dithane M
45, Copper Sandoz.
5.
Penyaklit karat (Cendawan Phachyrizi
phakospora)
Penyakit
ini menyerang daun. Penularan dengan perantaraan angin yang menerbangkan dan
menyebarkan spora. Gejala: daun tampak bercak dan bintik coklat. Pengendalian:
a.
cara menanam kedelai yang tahan terhadap
penyakit;
b.
menyemprotkan Dithane M 45.
6.
Penyakit bercak daun bakteri (Xanthomonas
phaseoli)
Penyakit
ini menyerang daun. Gejala: permukaan daun bercak-bercak menembus ke bawah.
Pengendalian:
menyemprotkan Dithane M 45.
7.
Penyakit busuk batang (Cendawan Phytium
sp.)
Penyakit
ini menyerang batang. Penularan melalui tanah dan irigasi. Gejala: batang
menguning kecokllat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati.
Pengendalian:
a.
memperbaiki drainase lahan;
b.
menyemprotkan Dithane M 45.
8.
Virus mosaik (virus)
Penyakit
ini menyerang Yang diserang daun dan tunas. Penularan vektor penyebar virus ini
adalah Aphis glycine (sejenis kutu daun). Gejala: perkembangan dan
pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil.
Pengendalian:
a.
penanaman varietas yang tahan terhadap
virus;
b.
menyemprotkan Tokuthion 500 EC.
Strategi Pengendalian Hama
Kedelai dengan Teknik Budidaya
Salah
satu kendala dalam peningkatan produksi kedelai adalah gangguan hama. Serangan
hama pada tanaman kedelai dapat menurunkan hasil sampai 80%. Tanaman kedelai
disukai oleh hama dan penyakit, terbukti dengan banyaknya hama yang menyerang,
yakni hama yang terdapat dalam tanah, lalat bibit, ulat daun, hama penggerek
batang dan hama polong kedelai.
Teknik
pengendalian dengan teknik budidaya merupakan teknik pengendalian yang murah, tidak
menyebabkan pencemaran lingkungan dan mudah dikerjakan oleh petani perseorangan
atau kelompok. Untuk mengembangkan teknik pengendalian ini diperlukan
pengetahuan sifat-sifat ekosistem setempat, khususnya tentang ekologi dan
perilaku hama, seperti bagaimana hama memperoleh berbagai persyaratan bagi
kehidupannya termasuk makanan, perkawinan, dan tempat persembunyian untuk
menghindari dari cuaca buruk dan musuh alami. Pengetahuan tentang biologi dan
ekologi hama dapat membantu memahami titik lemah hama, sehingga dapat diketahui
fase hidup hama yang paling tepat untuk dilakukan pengendalian. Upaya
pengendalian hama kedelai dengan teknik budidaya dapat dilakukan dengan cara :
1.
Penanaman kedelai umur genjah seperti varietas
Grobogan, Malabar, dan Tidar (umur 74-78 hari) merupakan salah satu usaha untuk
memper- pendek akumulasi tanaman terserang hama, mengurangi kesesuaian
ekosistem dan mengganggu penyediaan makanan atau keperluan hidup hama.
2.
Penggunaan varietas tahan hama, seperti Lumajang Bewok,
Gumitir, Tidar, Kerinci, dan Agropuro yang tahan hama lalat bibit. Varietas
Ijen, Panderman dan Argopuro tahan ulat grayak. Varietas Gumitir dan Ar gopuro
tahan hama penghisap polong. Penanaman varietas tahan merupakan teknik budidaya
untuk mengurangi dampak kerusakan tanaman dan mengurangi kesesuaian ekosistem
hama.
3.
Penggunaan tanaman perangkap jagung dengan berbagai
umur (genjah sedang dan dalam) yang ditanam di sekeliling pematang areal
pertanaman kedelai dapat mengurangi serangan hama ulat polong kedelai.
Penanaman tanaman perangkap Sesbania rostata di pematang dapat mengurangi
serangan hama penghisap polong.
4.
Rotasi atau pergiliran tanaman antara kedelai, padi,
atau dengan tanaman bukan kacang-kacangan dapat memutus siklus hama dan menekan
populasi hama kedelai seperti lalat kacang, kutu kedelai (Bemisia tabaci), ulat
jengkal, kumbang kedelai, kepik polong dan penggerek polong.
Salah satu
faktor penting yang dapat menentukan produktivitas kedelai yaitu penanganan
panen dan pascapanen. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain saat
dan umur panen, penjemuran, pembijian, pembersihan biji, dan penyimpanan.
1.
Panen
Panen
kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan
karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari
hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan
tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan
merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong
retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan
gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya.
Perlu
diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari,
tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai
yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari,
sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan
biji betul-betul sempurna dan merata.
Pemungutan
hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat
dijemur.
a.
Pemungutan dengan cara mencabut
Sebelum
tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah
ringan dan berpasir, proses pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan yang
benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam posisi tepat di bawah
ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati
sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
b.
Pemungutan dengan cara memotong
Alat
yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga
tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong
yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara
memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintil-bintilnya
yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di
dalam tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar
dilakukan, maka dengan memotong akan lebih cepat.
2. Pascapanen
a. Pengumpulan dan pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh
hasil panen hendaknya segera dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di
atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering
sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah
dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya
dilakukan pembalikan berulang kali. Pembalikan juga menguntungkan karena dengan
pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya. Sedangkan
biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong,
asalkan polong sudah cukup kering.
Biji kedelai yang akan digunakan sebagai
benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari
tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai
betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %. Penjemuran benih sebaiknya
dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
b.
Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat
beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan
cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau
brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau
dirontokkan dengan alat pemotong padi.
Setelah
biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi
agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput
dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar
airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan
dipasarkan atau disimpan. Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil
panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.
c.
Penyimpanan dan pengemasan
Sebagai
tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai
disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada
tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai.
Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus
dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
Produk kami mencakup terpal plastik siap pakai, terpaulin, cover truk, cover kapal, cover mesin, tenda cafe, tenda kerucut / tenda sarnavil, tenda peleton / tenda penampungan, tenda lipat, jaring anggrek, polynet, waring, tambang PE / PP, plastik cor, kantung jenazah,tambang,terpal rollan dsb-nya.
BalasHapusUntuk informasi
Bisa email ke tommyindoterpal@gmail.com
Mobile:0813-8061-3685