Budidaya Kacang Kedelai


BUDIDAYA KACANG KEDELAI


BAB I
PENDAHULUAN
I.1   Latar belakang
Saat ini tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang penting setelah beras disamping sebagai bahan pakan dan industri olahan. Karena hampir 90% digunakan sebagai bahan pangan maka ketersediaan kedelai menjadi faktor yang cukup penting. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti penting sebagai sumber protein nabati untuk peningkatan gizi dan mengatasi penyakit kurang gizi seperti busung lapar. Perkembangan manfaat kedelai di samping sebagai sumber protein, makanan berbahan kedelai dapat dipakai juga sebagai penurun kolesterol darah yang dapat mencegah penyakit jantung. Selain itu, kedelai dapat berfungsi sebagai antioksidan dan dapat mencegah penyakit kanker.
Kacang kedelai merupakan salah satu makanan yang mengandung 8 asam amino yang penting dan diperlukan oleh tubuh manusia. Tidak seperti makanan lain yang mengandung lemak jenuh dan tidak dapat dicerna yang terdapat pada sebagian besar makanan hewan, kacang kedelai tidak mengandung kolesterol, mempunyai rasio kalori yang rendah dibandingkan protein dan bertindak sebagai makanan yang tidak menggemukkan bagi penderita obesitas. Kacang kedelai juga mengandung kalsium, zat besi, protein, potasium dan phosphorous. Kacang kedelai juga kaya akan vitamin B kompleks. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai.
Menurut dosen pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Sugiyono, kedelai mengandung protein 40 persen, minyak (20 persen), karbohidrat (35 persen), dan abu atau mineral (4,9 persen). Protein kedelai banyak mengandung asam amino lisin, tetapi sedikit mengandung asam amino metionin dan sistin. Asam-asam amino tersebut adalah asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Meskipun kedelai kekurangan asam amino metionin dan sistin, menurut Sugiyono, mengonsumsi makanan berbahan baku kedelai sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan protein. Kekurangan asam-asam esensial metionin dan sistin cukup dapat dipenuhi melalui nasi yang kita makan sehari-hari.
Kedelai dapat diolah menjadi tempe, tahu, oncom, tauco, kecap, susu kedelai dan lain-lain. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin. Kedelai yang biasa kita makan tiap hari dari lauk tempe dan tahu ternyata memiliki kandungan gizi yang menakjubkan. Manfaat kedelai juga banyak berasal dari protein ini (Protein kedelai). Soy protein telah muncul sebagai salah satu sumber makanan alternatif kaya protein untuk konsumsi manusia. Semua ahli kesehatan berharap dengan hadirnya protein kedelai ini akan dapat membantu perbaikan gizi.
I.2   Rumusan masalah
1.      Bagaimana cara membudidayakan kacang kedelai?
2.      Apa saja jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman kacang kedelai dan cara pengendaliannya?
3.      Bagaimana strategi pengendalian hama tanaman kacang kedelai dengan teknik budidaya?
4.      Apa sajakah hasil olahan kacang kedelai dan bagaimana proses pembuatannya?
5.      Bagaimana cara pengolahan limbah sisa pembuatan olahan kacang kedelai?

I.3   Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara membudidayakan kacang kedelai.
2.      Untuk mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman kacang kedelai dan cara pengendaliannya.
3.      Untuk mengetahui strategi pengendalian hama tanaman kacang kedelai dengan teknik budidaya.
4.      Untuk mengetahui apa sajakah olahan kacang kedelai dan proses pembuatannya.
5.      Untuk mengetahui cara pengolahan limbah sisa pembuatan olahan kacang kedelai.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kedelai merupakan salah satu tanaman C3 yang berarti tidak banyak membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan tanaman tersebut dan peka terhadap pencahayaan. Tanaman C3 merupakan tanaman yang memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih rendah sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon sebanyak 3 buah dalam menambat carbon dioksida (CO2) dalam melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995). Untuk tanaman kedelai tidak perlu diadakan naungan karena salah satu tanaman C3 sehingga tanaman kedelai lebih efektif pada suhu antara 23-270 C dan ketinggian antara 0,5-500 m dari permukaan laut. Tanaman kedelaitermasuk tanaman dikotil yang berarti memiliki kayu pada bagian batangnya dan termasuk dalam famili polog-polongan.
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom      : Plantae
Divisio          : Spermatophyta
Class             : Dicotyledoneae
Family          : Leguminoseae
Genus           : Glycine
Spessies        : Glycine max. L
Kedelai yang tergolong genus Glycine mempunyai banyak spesies yang merupakan susunan genom diploid (2n) dengan 20 pasang kromosom antara lain spesies Glycine clandestina, Glycine falcata, Glycine tabacina.
Morfologi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. )
1.      Akar
Salah satu kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai adalah adanya interaksi simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japanicum) dengan akar tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar sangat berperan dalam proses fiksasi Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman kedelai untuk kelanjutan pertumbuhannya.
2.      Batang
Batang tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis perdu (semak), berambut atau berbulu dengan struktur bulu yang beragam, berbentuk bulat, bewarna hijau, dan panjangnya bervariasi antara 30-100 cm. Batang tanaman kedelai dapat membentuk cabang 3-6 cabang. Percabangan mulai terbentuk atau tumbuh ketika tinggi tanaman sudah mencapai 20 cm. Banyaknya jumlah cabang setiap tanaman bergantung pada varietas dan kepadatan populasi tanaman. Jika kepadatan tanaman rapat, maka cabang yang tumbuh berkurang atau bahkan tidak tumbuh cabang sama sekali.
3.      Daun
Jarak daun kedelai selang-seling, memiliki 3 buah daun (triofoliate), jarang memiliki 5 lembar daun, petiola berbentuk panjang menyempit dan slinder stipulanya terbentuk panjang menyempit dan slinder, stipulanya terbentuk lanseotlat kecil, dan stipel kecil lembaran daun berbentuk oval menyirip, biasanya palea bewarna hijau dan pangkal berbentuk bulat. Ujung daun biasanya tajam atau tumpul, lembaran daun samping sering agak miring, dan sebagian besar kultivar menjatuhkan daunnya ketika buah polong mulai matang.
4.      Bunga
Bunga kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan bunga sempurna. Bunga kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai tunas. Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah diantaranya bersatu pada bagian pangkal membentuk seludang yang mengelilingi putik. Benang sari kesepuluh terpisah pada bagian pangkalnya, seolah-olah penutup seludang.  Bunga  tumbuh diketiak daun membentuk rangkaian bunga terdiri atas 3 sampai 15 buah bunga pada tiap tangkainya.
5.      Buah
Buah kedelai disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan lainnya. Setelah tua, warna polong ada yang cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning jerami, cokelat kekuning-kuningan, cokelat keputihan-putihan, dan putih kehitam-hitaman. Jumlah biji setiap polong antara 1 sampai 5 buah. Permukaan ada yang berbulu rapat, ada yang berbulu agak jarang. Setelah polong masak, sifatnya ada yang mudah pecah, ada yang tidak mudah pecah, tergantung varietasnya.
6.      Biji
Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih. Warnanya ada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya. Warna-warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang berukuran kecil, sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika dan Jepang biji yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran besar.
Kacang kedelai kaya akan mineral seperti kalsium, magnesium, zat besi, kalium, fosfor, selenium dan seng. Kalsium adalah mineral yang sangat penting karena dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang, kekuatan tulang dan juga dapat mencegah osteoporosis. Ada berbagai macam makanan yang mengandung kalsium, tetapi kacang kedelai mengandung lebih sedikit methione dibanding dengan makanan lain. Methione adalah sejenis asam amino yang dapat memperbaiki jaringan.


Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Kedelai
1.      Iklim
Kedelai sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan subtropis. Kedelai dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempat– tempat yang terbuka dan bercurah hujan 100 – 400 mm per bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan.
2.      Ketinggian Tempat
Kedelai cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 100 – 500 meter di atas permukaan laut. Lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau, yakni setelah panen padi pada musim hujan. Pada saat itu,  kelembapan tanah masih bisa dipertahankan. Kedelai memerlukan pengairan yang cukup, tetapi volume air yang terlalu banyak tidak  menguntungkan bagi kedelai, karena akarnya bisa membusuk. Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok ditanam dilahan dengan ketinggian 300-500 m dpl.
Kacang kedelai dengan ukuran kecil sangat baik ditanam dilahan pada ketinggian 0,5 sampai 300 meter diatas permukaan laut. Sementara itu, kacang kedelai dengan ukuran biji lebih besar jauh lebih baik ditanam diketinggian mulai dari 300 sampai 500 meter diatas permukaan laut.
3.      Curah Hujan
Selama pertumbuhan tanaman, kebutuhan air untuk tanaman kedelai sekitar 350 – 550 mm. Kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh terhadap produksi kedelai. Untuk mengurangi pengaruh terhadap produksi kedelai. Oleh karena itu, untuk mengurangi pengaruh negatif dari kelebihan air, dianjurkan untuk membuat saluran drainase sehingga jumlah air lebih dapat diatur dan dapat terbagi secara merata. Ketersediaan air tersebut bisa berasal dari saluran irigasi atau dari curah hujan yang turun. Tumbuhan kedelai yang memerlukan curahan air yang banyak atau kelembapan tanah yang cukup tinggi.
4.      Temperatur
Temperatur yang dibutuhkan tanaman kedelai sangat sesuai untuk pertumbuhan tanaman kedelai berkisar antara 25°C - 28°C. Akan tetapi, tanaman kedelai masih bisa tumbuh baik dan produksinya masih tinggi pada suhu udara  diatas, dan tanaman masih toleran pada suhu 35°C hingga 38°C.
5.      Intensitas Matahari
Meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis. Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan baik apa bila tanaman mendapat kan penyinaran cahaya matahari yang cukup. Bibit kedelai dapat tumbuh dengan baik, cepat dan sehat, pada cuaca yang hangat dimana cahaya matahari terang dan penuh
6.      Tanah
Untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal kedelai harus di tanam pada jenis tanah yang bersetruktur lempung berpasir atau liat berpasir Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan tumbuh yang lain.
1.      Lemak, kacang kedelai sendiri memiliki kandungan lemak, namun kandungan lemak yang berada di dalamnya adalah lemak tak jenuh seperti asam linolenat serta asam omega 3. Istimewanya ialah hadirnya omega 3.
2.      Protein, kedelai sangat kaya dengan kandungan protein. Kandungan protein nabati yang ada di dalam kedelai ini sangat di sarankan untuk para vegetarian. Fungsi protein ini sangat penting untuk membantu membangun sel yang ada di tubuh.
3.      Serat, mungkin kita berfikir serat hanya terdapat di dalam buah-buahan, namun pada kenyataannya kedelai memiliki 8 gram serat, namun untuk kedelai yang telah mengalami masa pengolahan.
4.      Kalsium, kedelai merupakan sumber kalsium yang sangat baik bila Anda bandingkan dengan berbagai kacang-kacangan yang lainnya. Akan tetapi pengolahan kedelai juga mampu mempengaruhi kandungan kalsium.
5.      Lechitin, ia akan menghasilkan senyawa choline. Senyawa ini sangat berguna untuk metabolisme tubuh, bahkan zat choline akan membantu metabolisme lemak yang sering tersendat di hati. Choline ini akan melindungi organ hati.
6.      Selain itu, kacang kedelai juga merupakan makanan sumber vitamin A, vitamin B kompleks, dan vitamin E, serta fosfor, magnesium, juga zat besi.

Tabel Kandungan Gizi dalam 100 gram Kacang Kedelai
Energi
286 kal
 Protein
 30,2 g
 Lemak
 15,6 g
 Karbohidrat
 30,1 g
 Serat
 4,9 g
 Kalsium
 196 mg
 Fosfor
 (506) mg
 Besi
 6,9 mg
 Vitamin A
 95 IU
 Vitamin B1
 0,93 mg
 Vitamin C
 –
 Air
 20 g

Manfaat kacang kedelai bagi kesehatan
1.      Meningkatkan metabolisme
Kedelai ialah sumber protein nabati yang sangat tinggi. Bila Anda mempunyai protein yang sangat cukup di tubuh, fungsi metabolisme pun akan meningkat jauh lebih besar. Protein sendiri ialah blok yang berfungsi sebagai pembangun sel serta pembuluh darah.
2.      Diet sehat
Bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan secara sehat, Anda boleh mencoba kacang yang satu ini, kedelai mampu mengurangi nafsu makan, sehingga akan membantu Anda untuk mengurangi kebiasaan makan yang berlebihan.
3.      Pencegah kanker
Kacang kedelai memiliki kandungan antioksidan sehingga baik untuk mengurangi risiko berbagai macam kanker. Salah satunya adalah kanker payudara. Antioksidan yang dimilikinya juga bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas. Radikal bebas ini mampu menyebabkan sel sehat bermutasi menjadi sel kanker.
Kedelai sebenarnya memang memiliki kandungan lemak, namun bukan lemak jenuh, makanan yang memiliki kandungan lemak tidak jenuh akan membantu menurunkan kolesterol yang berlebih.
5.      Menurunkan gejala menopause
Ketika wanita menginjak menopause, kadar estrogen yang berada di dalam tubuhnya akan mengalami penurunan secara signifikan. Kacang kedelai akan mampu menurunkan gejala menopause seperti mood yang berubah secara drastis, lebih lapar. Menopause ini bisa menjadi masa yang begitu traumatis untuk banyak wanita, namun pengonsumsian kedelai bisa menjadi cara jitu untuk mengatasi transisi ini.
6.      Mencegah osteoporosis
Kandungan kalsium yang tinggi menjadikan kedelai sebagai salah satu makanan untuk menguatkan tulagn dan mencegah pengeroposan yang dikenal sebagai osteoporosis. Selain itu, kedelain mengandung Fitoestrogen yang berfungsi memperkuat tulang. Serta kandungan proteinnya mencegah pengeluaran kalsium lewat urine.
7.      Mencegah anemia
Tempe merupakan salah satu olahan kedelai yang kaya gizi dan manfaat. Salah satu manfaatnya adalah mencegah anemia atau kekurangan sel darah merah. Hal ini karena selain kandungan zat besi tempe juga mampu meningkatkan aktivitas vitamin B12 yang berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah.
8.      Diabetes mellitus
Kandungan serat, vitamin B kompleks, serta kandungan asam aminonya membuat kedelai menjadi makanan sempurna untuk penderita diabetes. Kandungan seratnya juga ikut membantu mengendalikan kadar gula darah.
9.      Menyehatkan pencernaan
Kandungan serat dalam kacang kedelai dan produk olahannya membantu kontraksi otot perut sehingga mencegah sembelit. Kandungan antibakterinya juga dapat mencegah diare.
10.  Anti aging
Sebagai makanan yang kaya serat, kacang kedelai mengandung banyak antioksidan. Jika dikonsumsi secara teratur dapat mencegah penuaan dini. Tapi harus dibarengi dengan gaya hidup sehat dan olahraga rutin.
11.  Manfaat lain
Kacang kedelai juga mengandung magneisum yang berfungsi mengatur tekanan darah. Kandungan fosfornya juga berfungsi untuk menjaga kekuatan tulang dan gigi.

















BAB III
PEMBAHASAN
III.1       Teknik budidaya kacang kedelai
Tanaman kedelai dapat tumbuh di berbagai agroekosistem dengan jenis tanah, kesuburan tanah, iklim, dan pola tanam yang berbeda sehingga kendala satu agroekosistem akan berbeda dengan agroekosistem yang lain. Hal ini akan mengindikasikan adanya spesifikasi cara bertanam kedelai. Oleh karena itu, langkah-langkah utama yang harus diperhatikan dalam bertanam kedelai yaitu pemilihan benih, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan.
1.      Pemilihan Benih
Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan usaha tani kedelai. Pada penanaman kedelai, biji atau benih ditanam secara langsung, sehingga apabila kemampuan tumbuhnya rendah, jumlah populasi per satuan luas akan berkurang. Di samping itu, kedelai tidak dapat membentuk anakan sehingga apabila benih tidak tumbuh, tidak dapat ditutup oleh tanaman yang ada. Oleh karena itu, agar dapat memberikan hasil yang memuaskan, harus dipilih varietas kedelai yang sesuai dengan kebutuhan, mampu beradaptasi dengan kondisi lapang, dan memenuhi standar mutu benih yang baik. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan varietas yaitu umur panen, ukuran dan warna biji, serta tingkat adaptasi terhadap lingkungan tumbuh yang tinggi.
a)      Umur panen
Varietas yang akan ditanam harus mempunyai umur panen yang cocok dalam pola tanam pada agroekosistem yang ada. Hal ini menjadi penting untuk menghindari terjadinya pergeseran waktu tanam setelah kedelai dipanen.

b)      Ukuran dan warna biji
Ukuran dan warna biji varietas yang ditanam harus sesuai dengan permintaan pasar di daerah sekitar sehingga setelah panen tidak sulit dalam menjual hasilnya.
c)      Bersifat aditif
Untuk daerah sentra pertanaman tertentu, misalnya di tanah masam, hendaknya memilih varietas kedelai unggul yang mempunyai tingkat adaptasi tinggi terhadap tanah masam sehingga akan diperoleh hasil optimal, contohnya varietas Tanggamus. Demikian pula bila kedelai ditanam di daerah banyak terdapat ham ulat grayak maka pemilihan varietas tahan ulat grayak amat menguntungkan, contohnya varietas Ijen. Selain itu, varietas yang ditanam tersebut harus sudah bersifat aditif dengan kondisi lahan yang akan ditanami sehingga tidak mengalami hambatan dalam pertumbuhannya.
2.      Persiapan Lahan
Tanaman kedelai biasanya ditanam pada tanah kering (tegalan) atau tanah persawahan. Pengolahan tanah bagi pertanaman kedelai di lahan kering sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau, sedangkan pada lahan sawah, umumnya dilakukan pada musim kemarau. Persiapan lahan penanaman kedelai di areal persawahan dapat dilakukan secara sederhana. Mula-mula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian dikumpulkan, dan dibiarkan mengering. Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3 m - 10 m, yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak penanaman dibuat saluran drainase selebar 25 cm - 30 cm, dengan kedalaman 30 cm. Setelah didiamkan selama 7-10 hari, tanah siap ditanami.
Jika areal penanaman kedelai yang digunakan berupa lahan kering atau tegalan, sebaiknya dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. Tanah dicangkul atau dibajak sedalam 15 cm – 20 cm. Di sekeliling lahan dibuat parit selebar 40 cm dengan kedalaman 30 cm. Selanjutnya, dibuat petakan-petakan dengan panjang antara 10 cm – 15 cm, lebar antara 3 cm – 10 cm, dan tinggi 20 cm – 30 cm. Antara petakan yang satu dengan yang lain (kanan dan kiri) dibuat parit selebar dan sedalam 25 cm. Antara petakan satu dengan petakan di belakangnya dibuat parit selebar 30 cm dengan kedalaman 25 cm. Selanjutnya, lahan siap ditanami benih.
Apabila lahan yang digunakan termasuk tanah asam (memiliki pH <5,0), bersamaan dengan pengolahan tanah dilakukan pengapuran. Dosis pengapuran disesuaikan dengan pH lahan. Lahan sawah supra insus dianjurkan diberi kapur sebanyak 300 kg/ha. Kapur disebarkan merata, kemudian tanah dibalik sedalam 20 cm – 30 cm dan disiram hingga cukup basah.
Sebelum dilakukan kegiatan penanaman, terlebih dulu diberi pupuk dasar. Pupuk yang digunakan berupa TSP sebanyak 75 kg – 200 kg/ha, KCl 50 kg – 100 kg/ha, dan Urea 50 kg/ha. Dosis pupuk dapat pula disesuaikan dengan anjuran petugas Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) setempat. Pupuk disebar secara merata di lahan, atau dimasukkan ke dalam lubang di sisi kanan dan kiri lubang tanam sedalam 5 cm.
Untuk jenis kedelai manis (edamame), jarak tanam 40 cm x 40 cm. Tanaman kedelai edamame dan koratame diberi pupuk dasar berupa Urea sebanyak 600 kg – 800 kg, TSP 600 kg – 800 kg, dan KCl 400 kg per hektar. Pupuk disebar merata pada lahan tanam. Untuk menghindari hama lalat bibit, sebaiknya pada saat penanaman benih diberikan pula Furadan, Curater, atau Indofuran ke dalam lubang tanam.
3.      Penanaman
Cara tanam yang terbaik untuk memperoleh produktivitas tinggi yaitu dengan membuat lubang tanam memakai tugal dengan kedalaman antara 1,5 – 2 cm. Setiap lubang tanam diisi sebanyak 3 – 4 biji dan diupayakan 2 biji yang bisa tumbuh. Observasi di lapangan dijumpai bahwa setiap lubang tanam diisi 5 biji, bahkan ada yang sampai 7 – 9 biji sehingga terjadi pemborosan benih yang cukup banyak. Di sisi lain, pertumbuhan tanaman mengalami etiolisasisehingga dapat mengakibatkan tanaman menjadi mudah roboh. Kebutuhan benih yang optimal dengan daya tumbuh lebih dari 90% yaitu 50 – 60 kg/ha. Penanaman ini dilakukan dengan jarak tanam 40 cm x 10 – 15 cm. Pada lahan subur, jarak dalam barisan dapat diperjarang menjadi 15 – 20 cm. Populasi tanaman yang optimal berkisar 400.000 – 500.000 tanaman per hektar.
Penempatan arah tanam di daerah tropik tidak menunjukkan perbedaan antara ditanam arah timur-barat dengan utara-selatan. Hal yang terpenting yaitu arah tanam harus sejajar dengan arah saluran irigasi atau pematusan sehingga air tidak menggenang dalam petakan.
4.      Pemeliharaan
Untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan, dapat digunakan mulsa berupa jerami kering. Mulsa ditebarkan di antara barisan tempat penanaman benih dengan ketebalan antara 3 cm – 5 cm. Satu minggu setelah penanaman, dilakukan kegiatan penyulaman. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih kedelai yang mati atau tidak tumbuh. Keterlambatan penyulaman akan mengakibatkan tingkat pertumbuhan tanaman yang jauh berbeda.
Tanaman kedelai sangat memerlukan air saat perkecambahan (0 – 5 hari setelah tanam), stadium awal vegetatif (15 – 20 hari), masa pembungaan dan pembentukan biji (35 – 65 hari). Pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pengairan dilakukan dengan menggenangi saluran drainase selama 15 – 30 menit. Kelebihan air dibuang melalui saluran pembuangan. Jangan sampai terjadi tanah terlalu becek atau bahkan kekeringan.
Pada saat tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam, dilakukan kegiatan penyiangan. Penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemupukan susulan. Penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman kedelai selesai berbunga. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh menggunakan tangan atau kored. Selain itu, dilakukan pula penggemburan tanah. Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman.
Pemberian pupuk susulan dilakukan saat tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam. Pemberian pupuk susulan hanya dilakukan pada tanah yang kurang subur saja. Pupuk yang digunakan berupa Urea sebanyak 50 kg/ha. Pupuk diberikan dalam larikan di antara barisan tanaman kedelai, selanjutnya ditutup dengan tanah. Bagi kedelai Jepang, pupuk susulan yang digunakan adalah Urea, TSP, dan KCl masing-masing sebanyak 200 kg/ha.
Untuk meningkatkan hasil produksi kedelai, dapat digunakan pula ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dan PPC (Pupuk Pelengkap Cair). Dosis yang digunakan disesuaikan dengan dosis anjuran.

III.2       Hama dan penyakit pada tanaman kacang kedelai
Pertumbuhan tanaman kedelaiyang optimal tidak akan mempunyai produktivitas yang baik bila hama dan penyakit tidak dikendalikan dengan baik. Berikut adalah hama-hama yang terdapat di lahan kedelai dan upaya pengendaliannya :
1.      Aphis spp. (Aphis glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soybean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala : layu, pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian:
a.       menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacang-kacangan;
b.      membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya;
c.       menggunakan musuh alami (predator maupun parasit);
d.      penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.
2.      Melano Agromyza phaseoli
Ukuran kecil sekali (1,5 mm). Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi kedelai yang ditanam di ladang.
Pengendalian :
a.       waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur (tidak pada bulan-bulan kering);
b.      penyemprotan Agrothion 50 EC,Sumithoin 50 EC, Suprecide 25 EC.
3.      Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa)
Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala : larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman. Pengendalian : penyemprotan, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50 EC.
4.      Cantalan (Epilachana soyae)
Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga.
Pengendalian : penyemprotan, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50 EC.
5.      Ulat polong (Etiela zinchenella)
Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala : pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.


Pengendalian :
a.       kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi), sebelum ulat berkembang biak;
b.      penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
6.      Kepala polong (Riptortus linearis)
Gejala : polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
Pengendalian : penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
7.      Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli)
Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh.
Pengendalian : Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami. Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
8.      Kepik hijau (Nezara viridula)
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala : polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat.
Pengendalian : Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.
9.      Ulat grayak (Prodenia litura)
Serangan: mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350 butir. Gejala : kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain.

Pengendalian:
a.       dengan cara sanitasi;
b.      disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
Berikut adalah macam-macam penyakit yang terdapat di lahan kedelai dan upaya pengendaliannya :
Penyakit ini menyerang pangkal batang. Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu. Penularan melalui tanah dan irigasi. Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat.
Pengendalian: biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit tersebut.
2.      Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala: daun sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi.
Pengendalian:
a.       varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit layu;
b.      menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air.
3.      Penyakit lapu (Witches Broom: Virus)
Penyakit ini menyerang polong menjelang berisi. Penularan melalui singgungan tanam karena jarak tanam terlalu dekat. Gejala: bunga, buah dan daun mengecil. Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
4.      Penyakit anthracnose (Cendawan Colletotrichum glycine Mori)
Penyakit ini menyerang daun dan polong yang telah tua. Penularan dengan perantaraan biji-biji yang telah kena penyakit, lebih parah jika cuaca cukup lembab. Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi kerdil. Pengendalian:
a.       perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat;
b.      penyemprotan Antracol 70 WP, Dithane M 45, Copper Sandoz.
5.      Penyaklit karat (Cendawan Phachyrizi phakospora)
Penyakit ini menyerang daun. Penularan dengan perantaraan angin yang menerbangkan dan menyebarkan spora. Gejala: daun tampak bercak dan bintik coklat. Pengendalian:
a.       cara menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit;
b.      menyemprotkan Dithane M 45.
6.      Penyakit bercak daun bakteri (Xanthomonas phaseoli)
Penyakit ini menyerang daun. Gejala: permukaan daun bercak-bercak menembus ke bawah.
Pengendalian: menyemprotkan Dithane M 45.
7.      Penyakit busuk batang (Cendawan Phytium sp.)
Penyakit ini menyerang batang. Penularan melalui tanah dan irigasi. Gejala: batang menguning kecokllat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati. Pengendalian:
a.       memperbaiki drainase lahan;
b.      menyemprotkan Dithane M 45.
8.      Virus mosaik (virus)
Penyakit ini menyerang Yang diserang daun dan tunas. Penularan vektor penyebar virus ini adalah Aphis glycine (sejenis kutu daun). Gejala: perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil.
Pengendalian:
a.       penanaman varietas yang tahan terhadap virus;
b.      menyemprotkan Tokuthion 500 EC.

Strategi Pengendalian Hama Kedelai dengan Teknik Budidaya
Salah satu kendala dalam peningkatan produksi kedelai adalah gangguan hama. Serangan hama pada tanaman kedelai dapat menurunkan hasil sampai 80%. Tanaman kedelai disukai oleh hama dan penyakit, terbukti dengan banyaknya hama yang menyerang, yakni hama yang terdapat dalam tanah, lalat bibit, ulat daun, hama penggerek batang dan hama polong kedelai.
Teknik pengendalian dengan teknik budidaya merupakan teknik pengendalian yang murah, tidak menyebabkan pencemaran lingkungan dan mudah dikerjakan oleh petani perseorangan atau kelompok. Untuk mengembangkan teknik pengendalian ini diperlukan pengetahuan sifat-sifat ekosistem setempat, khususnya tentang ekologi dan perilaku hama, seperti bagaimana hama memperoleh berbagai persyaratan bagi kehidupannya termasuk makanan, perkawinan, dan tempat persembunyian untuk menghindari dari cuaca buruk dan musuh alami. Pengetahuan tentang biologi dan ekologi hama dapat membantu memahami titik lemah hama, sehingga dapat diketahui fase hidup hama yang paling tepat untuk dilakukan pengendalian. Upaya pengendalian hama kedelai dengan teknik budidaya dapat dilakukan dengan cara :
1.      Penanaman kedelai umur genjah seperti varietas Grobogan, Malabar, dan Tidar (umur 74-78 hari) merupakan salah satu usaha untuk memper- pendek akumulasi tanaman terserang hama, mengurangi kesesuaian ekosistem dan mengganggu penyediaan makanan atau keperluan hidup hama.
2.      Penggunaan varietas tahan hama, seperti Lumajang Bewok, Gumitir, Tidar, Kerinci, dan Agropuro yang tahan hama lalat bibit. Varietas Ijen, Panderman dan Argopuro tahan ulat grayak. Varietas Gumitir dan Ar gopuro tahan hama penghisap polong. Penanaman varietas tahan merupakan teknik budidaya untuk mengurangi dampak kerusakan tanaman dan mengurangi kesesuaian ekosistem hama.
3.      Penggunaan tanaman perangkap jagung dengan berbagai umur (genjah sedang dan dalam) yang ditanam di sekeliling pematang areal pertanaman kedelai dapat mengurangi serangan hama ulat polong kedelai. Penanaman tanaman perangkap Sesbania rostata di pematang dapat mengurangi serangan hama penghisap polong.
4.      Rotasi atau pergiliran tanaman antara kedelai, padi, atau dengan tanaman bukan kacang-kacangan dapat memutus siklus hama dan menekan populasi hama kedelai seperti lalat kacang, kutu kedelai (Bemisia tabaci), ulat jengkal, kumbang kedelai, kepik polong dan penggerek polong.

III.3       Panen dan pascapanen tanaman kacang kedelai
Salah satu faktor penting yang dapat menentukan produktivitas kedelai yaitu penanganan panen dan pascapanen. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain saat dan umur panen, penjemuran, pembijian, pembersihan biji, dan penyimpanan.
1.      Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya.
Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata.
Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat dijemur.
a.       Pemungutan dengan cara mencabut
Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
b.      Pemungutan dengan cara memotong
Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintil-bintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan memotong akan lebih cepat.
2.      Pascapanen
a.       Pengumpulan dan pengeringan
      Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali. Pembalikan juga menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya. Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering.
      Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %. Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
b.      Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi.
Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan. Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.
c.       Penyimpanan dan pengemasan
Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.


Komentar

  1. Produk kami mencakup terpal plastik siap pakai, terpaulin, cover truk, cover kapal, cover mesin, tenda cafe, tenda kerucut / tenda sarnavil, tenda peleton / tenda penampungan, tenda lipat, jaring anggrek, polynet, waring, tambang PE / PP, plastik cor, kantung jenazah,tambang,terpal rollan dsb-nya.

    Untuk informasi
    Bisa email ke tommyindoterpal@gmail.com
    Mobile:0813-8061-3685

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyerbukan Tanaman

Budidaya Tanaman Gandum

Budidaya Nanas